MPV sliding door biasanya bicara ruang dan kenyamanan. Namun Honda Stepwgn 2025 datang dengan pendekatan berbeda, fokus pada rasa berkendara sambil tetap menjaga fungsi keluarga. Ini adalah MPV hybrid keempat Honda di Indonesia, sekaligus produk kedua dengan harga yang bikin banyak orang menoleh. Dengan format kotak, kabin fleksibel, dan sistem hybrid matang, Stepwgn langsung menantang Nissan Serena dan Toyota Voxy di kelasnya. Yang paling menarik, harga.
- Honda Stepwgn: Rp629 juta
- Toyota Voxy: Rp630 juta+
- Nissan Serena: Rp634 sampai Rp659 juta (tergantung varian)
Stepwgn sempat dipamerkan di GIIAS 2024 tanpa banderol. Banyak yang mengira harganya bakal selevel CR-V yang kini menyentuh Rp825 juta. Ternyata justru sebaliknya. Mesin dan sistem penggerak mirip CR-V dan Civic e:HEV, tetapi banderol Stepwgn dibuat jauh lebih ramah. Di Indonesia, unit yang dipasarkan adalah varian Spada, sementara di Jepang ada beberapa pilihan, seperti R, Spada, hingga Spada Premium Line.
Desain Eksterior: Disetel untuk Jalan Indonesia
Penyesuaian dari Unit Pameran GIIAS 2024
Perbedaan paling jelas ada pada ukuran velg. Unit pameran memakai ring 17 inci, sementara versi jual di Indonesia memakai 16 inci. Klaim Honda, langkah ini untuk meningkatkan kenyamanan di jalan kita yang tidak selalu mulus. Nanti efeknya terasa saat dibahas bagian pengendaraan.
Tampilan Depan dan Samping
Wajah Stepwgn terasa modern dan rapi. Detailnya lengkap tanpa terlihat berlebihan.
- Lampu sudah LED dengan sequential turn signal
- Ada turning lamp di spion, mirip konfigurasi pada HR-V
- Grille bernuansa tegas, logo Honda berlatar biru sebagai penanda hybrid
- Kaca spion dilengkapi cermin tambahan untuk memantau area bawah
Pintu geser sudah elektrik di kedua sisi. Namun tidak ada sensor kaki seperti pada Serena, jadi pembukaan pintu dilakukan dari handle atau kunci. Secara proporsi, bodi Stepwgn adalah yang paling “kotak” di kelasnya. Dari pilar ke pilar terlihat tegas, kesan fungsionalnya kuat, bentuk kotak yang mengotak.
Tampilan Belakang
Stop lamp LED berdesain minimalis memberi kesan bersih. Namun ada satu hal yang akan dirindukan penggemar Stepwgn lama, yaitu waku-waku door. Generasi terbaru ini tidak lagi punya opsi bukaan bagasi ganda. Artinya, pintu bagasi hanya bisa diangkat ke atas, dan karena dimensinya panjang, area parkir sempit akan sedikit menyulitkan. Rival seperti Serena punya solusi kaca belakang yang bisa dibuka terpisah.
Fitur lampu utama yang menonjol:
- LED headlamp penuh
- Sequential turn signal
- Turning lamp di spion
Mesin dan Sistem Hybrid: Full Hybrid ala Honda
Stepwgn mengusung mesin 2.0 liter 4 silinder, motor listrik, dan baterai. Kode mesin LFA ini berbasis mesin R20 lama yang disesuaikan untuk sistem hybrid terbaru Honda. Konfigurasi penggeraknya berbeda jalur dengan Serena.
- Honda Stepwgn: full hybrid, mesin bensin dan motor listrik bisa sama-sama menggerakkan roda, bekerja bergantian sesuai kondisi
- Nissan Serena: serial hybrid e-Power, mesin bensin hanya bertugas mengisi baterai, penggerak roda murni motor listrik
Karakter hybrid Honda sudah matang dan halus. Peralihan dari EV ke mesin bensin terasa nyaris tanpa jeda. Setir dilengkapi paddle shift, tetapi bukan untuk pindah gigi, melainkan untuk 4 level regenerative braking. Pendekatannya mirip CR-V dan HR-V hybrid, tidak seperti Accord e:HEV yang punya mode EV dan charge manual.
Catatan output tenaga dalam video sempat tercatat dua angka, 184 PS dan 335 Nm, kemudian disebut juga 180 PS dan 315 Nm. Perbedaan ini umum terjadi karena metode pengukuran dan cara pabrikan atau tester mengekspresikan gabungan output mesin dan motor listrik. Yang jelas, dorongan torsinya terasa kuat di kecepatan rendah.
Kap mesin masih memakai tuas konvensional, belum pakai penyangga pegas.
Interior dan Kenyamanan: Fleksibel, Fungsional, Ramah Keluarga
Baris Kedua: Fleksibel dan Nyaman
Kekuatan terbesar Stepwgn ada di fleksibilitas kabin. Kursi baris kedua bisa digeser kiri kanan, sehingga bisa jadi konfigurasi captain seat, atau disatukan menjadi bangku panjang. Masing-masing kursi punya dua armrest. Ada meja lipat yang solid, dan dua port USB Type C agar penumpang tidak perlu berebut daya. Yang membuatnya sangat nyaman, tersedia ottoman untuk selonjor kaki. Ini fitur yang jarang di kelasnya, dan sangat berguna untuk perjalanan jauh.
AC sudah triple zone. Di depan ada dua zona, sementara baris belakang punya kontrol temperatur dan arah hembusan sendiri, bisa memilih ke atas atau ke kaki. Ada tirai privasi di kaca belakang. Stepwgn tidak dilengkapi sunroof, sama seperti Voxy dan Serena yang dijual di sini.
Baris Ketiga dan Bagasi
Bangku baris ketiga bisa dilipat ke lantai bagasi dengan sekali tarikan. Membukanya kembali juga mudah. Ketinggian duduknya sedikit lebih tinggi dari baris kedua, busa jok lebih keras, namun ruang kaki bisa diatur karena kursi baris kedua bisa dimajukan mundur dengan tuas samping yang mudah dijangkau.
Fasilitasnya lengkap untuk kelas MPV:
- Dua port USB di belakang
- Soket 12 volt
- Banyak cup holder dan laci kecil
Ruang bagasi sangat dalam, ini salah satu yang paling lapang di kelas MPV sliding door. Saat kursi baris ketiga ditegakkan pun masih tersisa ruang yang berguna. Total ada 15 cup holder tersebar di kabin.
Baris Pertama: Ergonomi Ala Sedan
Posisi berkendara Stepwgn terasa seperti sedan. Itulah nilai lebih utama mobil ini. Material kabin campuran, ada bagian hard plastic, ada bagian soft touch dengan jahitan asli. Kisi AC motif honeycomb mengikuti bahasa desain Honda terbaru seperti Civic, CR-V, dan Accord.
Head unit tampil sederhana, mendukung Bluetooth, serta Apple CarPlay dan Android Auto berbasis kabel. Port USB Type A digunakan untuk koneksi ponsel, Type C hanya untuk mengisi daya. Wireless charging belum ada. Panel instrumen sudah digital, tampilannya bisa disetel model dial atau bar. Informasinya lengkap, termasuk konsumsi rata-rata, range, kompas, status kerja hybrid, serta menu pengaturan Honda Sensing.
Kontrol AC depan tetap memakai tombol fisik, mudah dioperasikan sambil jalan. Ada electric parking brake dengan auto hold. Mode berkendara tersedia Normal dan Eco. Tuas transmisi menggunakan tombol shift-by-wire, tampil pas dengan desain interior dan memberi kesan lebih rapi.
Penyimpanan kabin berlimpah, dari laci dashboard, rak terbuka, hingga gantungan belanja 3 kg di glove box. Tidak ada konsol tengah tertutup, jadi area tengah diberi sandaran tangan model lipat.
Lokasi cup holder yang paling sering dipakai:
- Di sisi kanan pengemudi dekat kisi AC
- Di konsol tengah depan
- Di door trim baris depan dan belakang
- Di meja lipat baris kedua
- Di panel samping baris ketiga
Pengalaman Berkendara: Rasa Sedan yang Bikin Nagih
Posisi Mengemudi dan Suspensi
Begitu duduk, rasanya beda. Setir bisa diatur tilt dan teleskopik dengan rentang luas, jok bisa diatur tinggi dan maju mundur. Posisi berkendara rileks, sudut lutut pas, pandangan ke luar jelas. Di kelas MPV sliding door, ini yang paling mendekati sedan.
Karakter suspensi ada di titik tengah yang enak. Tidak keras, tidak limbung, nyaman di jalan tol saat melibas sambungan, tetap mantap saat melintasi jalan bergelombang atau speed bump. Velg 16 inci membantu meredam kejutan kecil. Body roll untuk ukuran MPV kotak tergolong minim. DNA Honda terasa di sini, pengendaliannya hidup, responsif, seperti yang sering disebut orang, rasanya seperti “BMW Jepang”.
Satu catatan, road noise masih masuk kabin pada kecepatan tol sekitar 85 km/jam. Untuk isolasi kebisingan ban, Serena terasa lebih senyap. Sisi positifnya, redaman terhadap suara eksternal seperti klakson atau motor di sekitar tidak terlalu mengganggu.
Kenyamanan Penumpang Belakang
Baris kedua sangat bersahabat untuk perjalanan panjang. Ottoman membuat betis rileks, suspensi ikut mendukung. Baris ketiga, seperti MPV lain, joknya paling keras dan isolasi kabinnya paling kurang. Suara angin dan kendaraan lewat lebih terdengar. Untungnya ruang kaki dan kepala tetap cukup karena desain bodi kotak memberi volume kabin yang luas.
Performa, Konsumsi BBM, dan Keselamatan
Konsumsi BBM dan Akselerasi
Pengujian konsumsi bahan bakar menghasilkan angka yang kompetitif. Di kota dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam, Stepwgn mencatat 16,2 km per liter. Di tol pada 90 km/jam rata-rata mencatat 18,2 km per liter. Rute ideal 35 km/jam tembus 20,1 km per liter. Angka ini setara Serena e-Power dan Kijang Innova Zenix. Perbedaan dari CR-V e:HEV wajar terjadi karena bobot Stepwgn lebih berat dan bentuknya lebih boros angin.
| Rute | Kecepatan Rata-rata | Konsumsi BBM |
|---|---|---|
| Kota | 22 km/jam | 16,2 km/l |
| Tol | 90 km/jam | 18,2 km/l |
| Ideal | 35 km/jam | 20,1 km/l |
Performa juga impresif. Catatan 0 sampai 100 km/jam tuntas dalam 8,75 detik. Untuk MPV boxy, ini kencang. Dorongan torsi di awal jelas terasa, membuat manuver seperti menyalip atau gabung ke arus tol terasa enteng.
Fitur Keselamatan dan Honda Sensing
Paket Honda Sensing hadir dengan fitur utama seperti adaptive cruise control dan lane keeping assist. Karakternya tegas menjaga jarak, bahkan terasa bisa menjaga gap yang lebih dekat dibanding rival Jepang lain. Namun ada batasan, lane keeping assist tidak aktif di bawah 60 km/jam. Saat fitur ini nonaktif, tidak ada peringatan visual yang jelas, hanya bunyi.
Ada beberapa fitur yang absen:
- Blind spot monitoring tidak ada
- Honda LaneWatch tidak ada
- Kamera 360 derajat tidak ada
Pertimbangkan ukuran bodi dan pilar A yang besar. Kamera 360 akan sangat membantu saat parkir atau bermanuver di ruang sempit.
Kekurangan dan Detail yang Patut Dihargai
Kekurangan yang terasa:
- Tidak ada kamera 360, tidak ada LaneWatch, dan tidak ada blind spot monitoring
- Head unit tampil basic, menu sederhana, Apple CarPlay/Android Auto masih wired
- Lane keeping assist nonaktif di bawah 60 km/jam tanpa peringatan visual yang jelas
- Klakson single tone, kurang berwibawa untuk bodi besar
- Karpet lantai mudah bergeser saat bangku digeser, sebaiknya ada kancing pengunci
Detail yang menyenangkan:
- Shift-by-wire berbasis tombol, lebih rapi dan selaras dengan interior
- Banyak ruang simpan terbuka, gantungan belanja 3 kg, laci praktis
- Kabin penuh cup holder dan tempat botol, cocok keluarga yang bawa banyak barang
Kesimpulan: MPV Hybrid Paling Asyik Dikemudikan
Honda Stepwgn 2025 menonjol karena tiga hal, posisi berkendara ala sedan, suspensi yang paling pas, dan fleksibilitas kabin plus bagasi yang sangat berguna. Jika mencari rasa berkendara terbaik di kelas MPV sliding door, ini kandidat paling kuat. Serena unggul pada kesenyapan dan rasa premium, Voxy menarik karena jaringan dan nilai jual kembali. Akan menarik melihat jika Voxy hybrid kelak hadir.
Tonton ulasan lengkapnya di kanal OtoDriver, lalu bandingkan lagi spek dan angka pengujian agar makin yakin sebelum membeli. Kunjungi juga situs OtoDriver untuk berita dan komparasi mobil terbaru. Terima kasih sudah membaca, mana yang paling cocok untuk keluarga Anda, Stepwgn 2025 atau rivalnya?